SEJARAH DHUSUN MANGGIS


SEJARAH DHUSUN MANGGIS

 

        Berdasarkan sumber lisan yang diceritakan secara turun-temurun lintas generasi, asal mula Dhusun Manggis tidak lepas dari seorang tokoh bernama Jaka Surya.

Pada awal abad 15, gaung keislaman telah menggema di Tanah Jawa. Mulai dari wilayah pesisir, Panji-Panji Islam terus merangsek menuju pedalaman.  Banyak orang kemudian memilih untuk menerima dan menyongsong cahaya islam. Salah satunya adalah Jaka Surya. Ia lalu pergi ke Panti Kudus guna mendalami agama islam, berguru kepada Sunan Kudus. Dengan tekun Jaka Surya mampu cepat menerima ajaran islam dan menjadi santri kinasih Sunan Kudus.

Setelah melalui masa pendidikan, kini Jaka Surya telah menjadi seorang ulama yang memiliki ketinggian ilmu dan berwawasan luas. Oleh Sunan Kudus, ia diperintahkan untuk menyebarkan islam di Pulau Jawa.

Setelah berjalan cukup jauh, Jaka Surya bertemu dengan seorang ulama yang juga sedang mengemban misi menyebarkan islam yaitu Syeh Chabidullah/ Abdullah (Raden Jaka Dhukuh), murid dari Sunan Gunung Jati di Cirebon. Namun karena perbedaan pendapat tentang cara penyebaran islam, Syech Chabidullah menghendaki penyebaran islam dengan cara santun dan damai, sedang Jaka Surya cenderung lebih tegas. Mereka kemudian berselisih paham.

Karena tidak ada titik temu dari perselisihan antara keduanya, akhirnya mereka saling menarik diri dan berpisah jalan. Sebelum berpisah mereka mengeluarkan ketetapan bahwa kelak keturunan mereka tidak akan bisa dipersatukan dalam ikatan pernikahan. Syeh Abdullah inilah yang kemudian mendirikan pemukiman dan dikenal dengan nama Ki Wanusaba (Dusun Wanusaba Desa Plobangan).

Jaka Surya lalu melanjutkan perjalanan hingga sampai di satu wilayah yang penduduknya sedang diganggu oleh seekor “Naga” buas. Para penduduk meminta tolong pada Jaka Surya agar mengusir Naga yang mengganggu penduduk tersebut. Jaka Surya menyanggupi, lalu ia menemui Naga tersebut dan terjadilah perkelahian. Ternyata Naga tersebut sangat sakti, pertempuran sengit terjadi, namun akhirnya Jaka Surya bisa mengalahkannya. Naga tersebut terluka parah, banyak sekali darah yang memancar dari tubuh Sang Naga hingga merendam area persawahan penduduk. Maka kelak tempat itu disebut Sawah Silamba-Lamba.

Setelah mengalahkan Naga buas, Jaka Surya lalu mengajarkan para penduduk cara bercocok tanam dan juga menyebarkan agama Islam. banyak penduduk yang tertarik untuk menjadi pengikut Jaka Surya. Salah satunya adalah Ki Manggis, yang kelak menjadi cikal bakal nama Dhusun Manggis. Sedang Jaka Surya sendiri karena berasal dari Panti Kudus maka lebih dikenal dengan nama Ki Dipati Kudus.

 

 


Total Dibaca

Semoga antar lembaga bisa saling bersinergi dengan menjunjung tinggi prinsip:

  • Melu Handarbeni
  • Melu Hangrungkebi
  • Mulat Sarira Hangrasa Wani

Contact Details

Telephone: -
Email:  adipatikadipaten@yahoo.com
Website: https://kadipaten-selomerto.wonosobokab.go.id

Jalan Sumberwulan - Binangun